“Sebenarnya kita semua adalah juara. Mudah-mudahan perguruan tinggi di Aceh dapat menjadi perguruan tinggi kebanggaan orang-orang Aceh dan juga menjadi kebanggaan untuk skala nasional.”
(Kepala LLDikti XIII Aceh, 2023)
Kutipan tersebut menjadi suatu bentuk motivasi yang diberikan oleh LLDikti Wilayah XIII kepada seluruh PTS yang ada di Aceh pada ajang perhelatan akbar penganugerahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Insan Akademik Terbaik di Lingkungan LLDikti Wilayah XIII, 2 Desember 2023, Hotel Santika Dyandra & Convention Medan, Sumatra Utara.
Seluruh perwakilan PTS yang hadir pun tampak mengamini ucapan tersebut. Namun, patut kita renungi bersama, apakah PTS saat ini telah benar-benar berada di hati masyarakat Aceh serta menjadi pilihan utama seperti layaknya PTN?
Faktanya, saat ini, PTS sering menjadi opsi terakhir di saat calon mahasiswa gagal lulus PTN. Padahal, banyak PTS memiliki kualitas yang tidak kalah dari PTN serta keunggulan-keunggulan di berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
Salah satu keunggulannya adalah banyaknya dosen PTS yang berkualifikasi Doktor (S3) lulusan universitas ternama dalam negeri maupun luar negeri. Tidak jarang mereka memiliki capaian skala nasional/internasional yang dapat dibanggakan hingga terpilih menjadi dosen berprestasi. Beberapa capaiannya antara lain adalah memenangkan hibah penelitian/PkM atau mendapat perhargaan Sinta Terbaik.
Tidak hanya itu, PTS di Aceh juga semakin diminati mahasiswa asing. Jumlah mahasiswa internasional dari berbagai negara yang menuntut ilmu di PTS Aceh semakin banyak. Ini membuktikan bahwa PTS berhasil membangun citra baik dan memiliki daya saing di tingkat internasional.
Yang paling mengejutkan, keberadaan mahasiswa PTS semakin mendominasi pada kejuaraan-kejuaraan bergengsi yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), seperti Pilmapres, KN-MIPA, NUDC, dan KDMI. Menyabet medali bergengsi dan mengharumkan nama daerah sudah bukan kabar asing lagi yang terdengar dari PTS.
Dari segi pendanaan, PTN mungkin lebih kuat karena menerima suntikan dana dari pemerintah. Namun, ada juga PTS yang berhasil membangun kestabilan finansial secara mandiri, bahkan bisa lebih kuat dari PTN. Di Indonesia contohnya adalah Universitas Islam Indonesia, Universitas Bina Nusantara, dan Universitas Telkom. Jika melihat di skala internasional, menariknya, perguruan tinggi yang difavoritkan dan selalu bertengger sebagai universitas terbaik di dunia bukanlah PTN, melainkan PTS seperti Harvard University, Massachusetts Institute of Technology, dan lain sebagainya.
Berbicara dari segi tingkat keberlangsungan, ketahanan PTS juga tidak boleh diremehkan. Di tengah kondisi persaingan yang semakin tajam, PTS dituntut terus berkreasi dan berinovasi dalam berbagai hal, menciptakan strategi-strategi terbaik untuk meningkatkan kualitasnya serta rasa percaya publik. Dengan kata lain, kondisi menempa PTS untuk terus bertransformasi dan tidak stagnan.
Kesemua keunggulan ini menjadi semakin berarti ketika diakui. Maka, perlu kita apresiasi usaha LLDikti XIII yang telah menyelenggarakan ajang LLDikti Wilayah XIII Award sebagai bentuk pengakuan kinerja PTS selama ini serta sebagai bentuk motivasi bagi PTS untuk terus meningkatkan mutu.
Kategori pengakuan bermacam-macam, meliputi Universitas Terbaik, Sekolah Tinggi Terbaik, Akademi Terbaik, Politeknik Terbaik, Dosen Prestasi Bidang Sains dan Teknologi, Dosen Prestasi Bidang Sosial Humaniora, SINTA Terbaik, Hibah Terbaik, Humas Terbaik, Implementasi MBKM, Kerjasama Perguruan Tinggi Terbaik, Pembinaan Mahasiswa Berprestasi, Dosen dengan Sinta Terbaik dan berbagai penghargaan favorit lainnya.
Maka, tidak berlebihan kalau dikatakan, dinamika dan gairah perkembangan PTS tidak lepas dari keberadaan LLDikti. Lembaga yang bernaung di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini mempunyai andil sangat besar dalam memajukan Perguruan Tinggi Swasta.
Pemberian pengakuan terhadap kinerja PTS pun secara tidak langsung menambah semangat dan geliat PTS dalam berkontribusi. Sekecil apapun, apresiasi sangat berarti dan membantu insan-insan pendidikan mengaktualisasikan bakat dan kinerjanya dengan lebih baik. Keberadaan PTS menjadi semakin kentara dan mudah-mudahan beberapa tahun ke depan tidak lagi menjadi plan B ketika mahasiswa memutuskan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kontribusi LLDikti Wilayah XIII dalam mengangkat nama PTS patut mendapatkan apresiasi.
Bukan tidak mungkin, cepat atau lambat, PTS yang ada di LLDikti Wilayah XIII Aceh bisa sejajar dengan Top University yang ada di Indonesia dan bahkan menjadi prioritas calon mahasiswa baru, layaknya fenomena SMA swasta yang cenderung digandrungi dan dianggap bergengsi di masyarakat.
Oleh: Denny Satria
Humas Universitas Serambi Mekkah